A. Manusia: Makhluk Sosial dan
Ekonomi yang Bermoral
Setiap manusia pasti mempunyai
keinginan. Keinginan manusia itu tidak terbatas. Satu keinginan dipenuhi,
muncul keinginan berikutnya. Demikian seterusnya. Apakah semua keinginan
manusia itu dapat dipenuhi? Tidak selalu. Kita harus memilih mana keinginan
kita yang betul-betul diperlukan. Itulah yang dimaksudkan dengan kebutuhan.
Jadi, kebutuhan ialah sesuatu yang harus dimiliki agar dapat bertahan hidup.
Kebutuhan manusia antara lain makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan
kebutuhan akan orang lain. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia berhubungan
dengan orang lain dan memerhatikan keterbatasan sumber daya. Artinya, manusia
bertindak sebagai makhluk sosial dan juga makhluk ekonomi. Abraham Maslow,
seorang pakar aliran Humanisme, membagi kebutuhan manusia menjadi 5 bagian yang
menurutnya merupakan suatu hierarki dari yang paling rendah (kebutuhan
fisiologis dasar) sampai ke paling tinggi (kebutuhan aktualisasi diri).
1. Manusia sebagai Makhluk Sosial
Apa
itu makhluk sosial?
Adakah orang yang dapat hidup sendiri? Jika ada orang yang dapat hidup sendiri, dia akan mati dalam kesendiriannya. Manusia tidak dapat tidak pasti membutuhkan orang lain. Seumur hidupnya manusia pasti membutuhkan orang lain. Ketika dilahirkan, manusia sangat bergantung pada ibunya. Dalam hidup sehari-hari, dia berhubungan dengan orang lain. Ketika meninggal pun, dia membutuhkan orang lain untuk menguburkannya. Dilihat dari siklus hidupnya yang selalu berhubungan dengan dan membutuhkan orang lain, manusia dikategorikan sebagai makhluk sosial. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial (homo socialis). Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan berbagai kegiatan, berinteraksi dengan sesama manusia dan lingkungannya. Hal itu dilakukan untuk mempertahankan hidupnya dan berkembang. Mungkin saja ada orang yang dapat mencari makanannya sendiri, membuat pakaiannya sendiri, bahkan membuat rumahnya sendiri. Namun, bukan berarti dia tidak membutuhkan orang lain. Bayangkanlah apabila kita tidak melakukan kegiatan apa pun dan tidak berinteraksi dengan siapa pun!
Adakah orang yang dapat hidup sendiri? Jika ada orang yang dapat hidup sendiri, dia akan mati dalam kesendiriannya. Manusia tidak dapat tidak pasti membutuhkan orang lain. Seumur hidupnya manusia pasti membutuhkan orang lain. Ketika dilahirkan, manusia sangat bergantung pada ibunya. Dalam hidup sehari-hari, dia berhubungan dengan orang lain. Ketika meninggal pun, dia membutuhkan orang lain untuk menguburkannya. Dilihat dari siklus hidupnya yang selalu berhubungan dengan dan membutuhkan orang lain, manusia dikategorikan sebagai makhluk sosial. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial (homo socialis). Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan berbagai kegiatan, berinteraksi dengan sesama manusia dan lingkungannya. Hal itu dilakukan untuk mempertahankan hidupnya dan berkembang. Mungkin saja ada orang yang dapat mencari makanannya sendiri, membuat pakaiannya sendiri, bahkan membuat rumahnya sendiri. Namun, bukan berarti dia tidak membutuhkan orang lain. Bayangkanlah apabila kita tidak melakukan kegiatan apa pun dan tidak berinteraksi dengan siapa pun!
Sebagai makhluk sosial, manusia berusaha memenuhi kebutuhannya, termasuk
kebutuhan sosialnya. Kehidupan sosial manusia cukup beragam, misalnya kebutuhan
untuk berhubungan dengan orang lain, kebutuhan keamanan, kebutuhan pendidikan,
kebutuhan kesehatan. Sebagai makhuluk sosial, manusia pun berusaha memenuhi
kebutuhan sosialnya. Kebutuhan sosial tersebut antara lain mengadakan kegiatan
bersama. Kegiatan bersama ini bertujuan untuk membangun komunikasi timbal balik
yang saling menguntungkan. Ingatkah kamu bahwa tanpa komunikasi, tidak akan
terjadi interaksi sosial? Salah satu contoh kegiatan bersama ialah gotong
royong membersihkan lingkungan. Dalam kegiatan bergotong royang yang diadakan
secara rutin, misalnya satu bulan sekali, warga dapat bertemu dengan warga
lainnya, membicarakan keamanan lingkungan, kesempatan kerja bagi anggota
warganya yang belum memiliki pekerjaan, dsb. Manusia hidup di tengah-tengah
masyarakat. Dengan demikian, manusia harus memerhatikan nilai dan norma-norma
yang berlaku di masyarakat.
Nilai dan norma inilah yang menjaga
keteraturan hubungan dalam masyarakat. Untuk itu, manusia memerlukan lembaga
yang mengatur kegiatan-kegiatan sosial manusia, misalnya kantor urusan agama
tempat melangsungkan pernikahan juga undang-undang perkawinan.
Kebutuhan
sosial lainnya ialah pendidikan. Pendidikan akan membuka wawasan seseorang.
Proses pendidikan turut membantu membentuk kepribadian. Dengan demikian, proses
pendidikan juga membantu dalam meningkatkan moral seseorang. Sebagai makhluk
sosial yang bermoral, manusia harus berperilaku sesuai dengan norma dan nilai
yang berlaku di masyarakat. Misalnya, para pendidik akan mengajarkan bahwa
dengan menjalankan ajaran agama dengan benar, kita akan terhindar dari penyakit
sosial yang ada di masyarakat.
Setiap
kebutuhan menuntut pemenuhan. Ketika haus, kita minum. Ketika lapar, kita
makan. Kita akan berusaha memenuhi semua kebutuhan kita. Namun, dalam memenuhi
kebutuhan itu, kita harus memerhatikan kemampuan kita. Misalnya, jika lapar dan
uang kita pas-pasan, kita harus dapat mengaturnya sehingga mendapat makanan
yang bergizi. Di sisi lain, jika kita punya banyak uang, belum tentu apa yang
kita butuhkan tersedia di pasaran. Misalnya, jumlah penduduk Indonesia sangat
banyak. Sebagian besar menggunakan minyak tanah untuk keperluan rumah tangga.
Ingat bahwa minyak tanah merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui. Artinya, pada suatu saat, minyak tanah akan habis. Walaupun kita
punya uang untuk membeli, tapi di pasaran tidak ada minyak tanah. Kebutuhan
kita akan minyak tanah tidak terpenuhi. Kita harus mencari alternatif bahan
bakar lainnya. Oleh sebab itu, kita harus bijaksana dalam memenuhi kebutuhan.
Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia
melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan manusia dalam memenuhi atau memuaskan
kebutuhannya harus sesuai dengan kemampuannya. Kegiatan inilah yang menunjukkan
kedudukan manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus). Sebagai makhluk
ekonomi yang bermoral, manusia berusaha memilih dan menggunakan sumber daya
yang ada untuk memenuhi kebutuhannya dengan memerhatikan nilai-nilai agama dan
norma-norma sosial, tidak merugikan orang lain, menggunakan sumber daya alam
secara selektif, serta memerhatikan kelestarian lingkungan.
3. Perilaku Manusia dalam Pemanfaatan Sumber Daya
Kita telah belajar bahwa keinginan
manusia itu tidak terbatas. Demikian pula kebutuhannya. Terpenuhi kebutuhan
yang satu, muncul kebutuhan berikutnya. Padahal, untuk memenuhi kebutuhannya,
manusia sangat bergantung pada kemampuan atau sumber daya yang ada. Ketika bayi,
semua kebutuhan manusia dipenuhi oleh orang tuanya. Makin dewasa, manusia harus
memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia harus mencari makanan untuk makannya. Dia
harus mencari pakaian untuk menutupi dirinya. Dia harus mencari rumah tempat
berlindungnya. Dia akan melakukan berbagai cara agar kebutuhannya itu dapat
dipenuhi. Dalam usahanya memenuhi kebutuhannya,
manusia harus memerhatikan sumber
daya yang dimiliki. Ada berbagai bentuk sumber daya, biasanya berupa barang
atau jasa, misalnya tenaga, kendaraan, uang, pikiran, dan lain-lain. Sumber
daya inilah yang merupakan alat pemuas kebutuhan manusia.
Dalam
usaha memenuhi kebutuhannya, manusia harus selektif dalam memilih dan
memanfaatkan sumber daya. Mengapa kita harus selektif dalam memilih dan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia itu? Contoh, Beni diberikan uang oleh
orang tuanya satu hari Rp5.000,00. Pada hari itu, dia harus membeli bolpen
karena bolpennya habis, padahal dia harus belajar sampai sore hari. Artinya,
dia harus membeli makan siang di sekolah. Uangnya pasti kurang untuk dua
kebutuhan tersebut, bukan?! Dalam kasus ini, makan siang dan bolpen adalah
kebutuhan. Ingatlah bahwa tidak semua sumber daya tersedia dengan melimpah. Ada
sumber daya yang persediaannya terbatas. Karena terbatasnya sumber daya,
manusia harus selektif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal
mungkin. Contohnya, jika uang Beni tidak cukup untuk membeli bolpen dan makan
siang, dia akan minta tambahan uang kepada orang tuanya. Jika manusia tidak
dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, dia akan berusaha mencari dari tempat
lain. Salah satu usaha pemenuhan kebutuhan ialah dengan bekerja. Dengan
bekerja, manusia akan mendapatkan hasil, baik berupa barang atau uang. Hasil
pekerjaannya inilah yang dipakai untuk pemuasan kebutuhannya.
Dalam usaha memenuhi kebutuhannya
ini, posisi seseorang sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi bertemu. Sebagai
makhluk ekonomi, manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak pernah
terpuaskan. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk peduli pada
kehadiran orang lain. Di sinilah manusia dituntut untuk melakukan peran sesuai
dengan statusnya seperti yang telah dipelajari pada Pelajaran 2. Dalam usaha
memenuhi kebutuhannya, manusia dituntut untuk tidak mengganggu bahkan merugikan
orang lain. Misalnya, seorang pedagang asongan di perempatan jalan akan
mengganggu kelancaran lalu lintas. Demikian juga dengan mereka yang bekerja di
perkantoran.
0 komentar:
Post a Comment